Cerbung -


PROLOG

Pasti kalian punya satu mata pelajaran yang paling kalian suka.
Pasti  juga kalian punya (minimal satu) mata pelajaran yang bodo amat-penting-lulus-kkm.
Pasti pula kalian punya satu mata pelajaran yang paling kalian benci.
dan gue termasuk salah satu dari kalian karena gue punya semua itu dalam kisah ini, 
Kisah yang ntahlah akan bermuara kemana karena kisah ini masih akan terus berlanjut meski harus membuat seri baru.
Intinya, setiap hal yang terjadi dalam hidup adalah kisah yang skenarionya dibuat oleh Sang Pencipta.
Kalo kalian mulai buffer, segera menstabilkan kadar asam-basa dalam imajinasi kalian. 
karena kisah ini bukan kisah romeo dan juliet.
Bukan juga Cinderella,
Apalagi berkhayal kisah lu dan doi.
BUKAN.
Sekali lagi, ini kisah gadis kecil yang sedang beranjak dewasa.

----------------------------------------------

TAHUN AJARAN BARU 2016/2017
Sedikit perubahan dari upacara sebelum nya, kali ini angkatan kelas XI harus mencicipi terik matahari langsung menerpa wajah. Yah, barisan kelas XI di SMA ini mengarah langsung ke arah matahari terbit. Bisa kalian bayangan betapa semakin menakutkan upacara bagi anak sekolah. Tapi kalau berbicara menakutkan, itu hal percuma karena kami akan dan wajib menjalankannya selama masih bersekolah disini. Lebih baik mengambil sisi positif nya, kami mendapatkan banyak vitamin D setiap minggu.

"Upacara selesai, pasukan dibubarkan" perintah protokol.

Sorakan kegembiraan terdengar jelas dari semua peserta upacara - termasuk gue. Namun sayangnya, suara guru-tercinta-seantero-sekolah yakni guru BK gue, Pak Yulia. Guru dengan suara lembut namun cukup mematikan, titahnya seolah titah raja yang tak bisa digubris, tatapan dan senyum nya yang ramah dihindari oleh anak-anak. Ya, gue juga bingung kenapa senyum dan tatapannya tak disukai oleh teman sejawat, kalo gua ilustrasi sebuah komik yang cocok itu adalah 'Death Note'. Eit, bukan tampang ya soalnya Pak Yul ini umurnya udah diatas setengah abad. Ini tentang semenakutkannya jika berurusan dengan dia. Meski begitu, Guru satu ini sudah begitu banyak pengabdiannya terhadap sekolah, dia telah membantu kepala sekolah mengurus SMA Galaksi hampir 10 tahun, atau mungkin lebih.

"Karena ini hari pertama sekolah, kita  akan melakukan kerja bakti. Setiap kelas bertanggung jawab membersihkan kelasnya masing-masing beserta halaman depan dan belakang kelas. Nanti Saya cek, terima kasih"

Semua bubar, ada yang langsung menuju kelas, ada yang segera ke kamar mandi, ada pula yang melesat ke kantin, semua berpencar. Gue langsung menuju kelas dengan jalan santai. Keadaan ini tanpa sadar buat gue teringat tiga tahun lalu dengan seragam putih biru, rambut diurai, masuk sekolah sebagai siswi smp kelas 8. Awal mula gue kenal dia, cukup lama ya? Ya tapi tenang ini bukan kisah picisan yang diakhir bakal bersama. Ntahlah, intinya dia juga bagian dalam kisah hidup gue yang biasa ini. kisah hidup biasa yang bikin gue takut mengakui sosok dia lebih dari apa yang slalu gue ucapkan pada semua orang.

Tolong jangan bilang gua berhalusinasi,karena ini memang kejadian sebenarnya.


** ** **




Komentar

Postingan Populer