BUDAYA KEPEMIMPINAN ETIS DIBUTUHKAN OLEH MASYARAKAT INDONESIA

 Diah Melinda || Ilmu Administrasi Publik || Universitas Brawijaya


   REPOST by diahmlnda@student.ub.ac.id -Masyarakat merupakan aktor utama dalam penerapan kebijakan, karena penerapan kebijakan dilakukan berdasarkan permasalahan-permasalahan  yang terjadi di kehidupan masyarakat dengan dicarikannya jalan keluar melalui kebijakan. Namun kini, permasalahan yang terjadi di masyarakat ditimbulkan oleh sang pembuat kebijakan sendiri dengan tujuan menyelesaikan permasalahan masyarakat meski penyelesaiannya dengan menggantikannya pada permasalahan yang baru. Ditinjau dari permasalahan Indonesia saat ini yaitu hilangnya peredaran minyak goreng beralih dengan kembalinya minyak goreng dengan harga yang melambung tinggi, kemudian mulai langkanya solar beralih dengan naiknya harga pertamax, penghapusan kebijakan antigen dan PCR untuk penerbangan domestik beralih menjadi wajib booster atau vaksin ketiga, kemudian persoalan korupsi dan kasus pelecehan seksual di rana pendidikan serta permasalahan lainnya yang tidak terliput oleh media massa seperti kenaikan harga pupuk bagi para petani, produktivitas kelapa sawit menurun, asal muasal konflik negara Rusia dan Ukraina yang memicu perubahan harga minyak dunia, penghapusan kebijakan antigen dan PCR dikala turnamen motorGP di Mandalika dan lain sebagainya. Keputusan tersebut mencerminkan kepemimpinan dan budaya organisasi pada birokrasi Indonesia saat ini.

    Kepemimpinan dan budaya organisasi merupakan dua hal yang berbeda namun saling berkaitan. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat menentukan keputusan etis atau keputusan yang sesuai dengan tempatnya (masalah). Sedangkan budaya organisasi adalah bagaimana  suatu organisasi beroperasi dan berkinerja.  Kepemimpinan menurut Suwatno (dalam Yusuf, 2018) adalah ilmu terapan dari ilmu sosial yang prinsip atau rumusannya bermanfaat guna meningkatkan kesejahteraan manusia. Pengertian kepemimpinan juga dikemukakan oleh Hoyt (dalam Kartono, 2014: dalam Yusuf, 2018) yaitu kemampuan membimbing orang dengan seni yang mempengaruhi tingka laku. Berdasarkan pengertian tersebut, ada beberapa teori tentang kepimimpinan yang mempengaruhi suatu budaya organisasi, diantaranya (Ulum, 2019):

1. Teori sifat, berdasarkan persoalan sifat pemimpin seperti kecerdasan, kejujuran, kematangan, ketegasan, kecakapan berbicara dan sifat lain yang mendukung seseorang sebagai pemimpin.

2. Teori perilaku dan gaya kepemimpinan, bedasarkan tolak ukur perilaku pemimpin, dan cara pemimpin menuntun kinerja organisasi.

3. Teori situasional dan kontingensi, yaitu persoalan kepemimpinan didasarkan dari kematangan atau karakteristik pengikutnya juga.

4. Teori fungsional, terkait perilaku spesifik pemimpin yang diharap dapat berkontribusi lebih pada efektivitas organisasi.

5. Teori transaksional, memaksimal hubungan kinerja dengan dasar mekanisme pemberian reward and punishment.

    Teori-teori tersebut juga mempengaruhi bagaimana keputusan diambil oleh seorang pemimpin. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dapat mengambil keputusan secara etis. Etis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring yaitu sesuai etika atau perilaku yang disepakati secara umum. Kepemimpinan etis adalah gaya kempemimpinan yang sesuai normatif berdasarkan perilaku dan hubungan interpersonal yang dibangun oleh sang pemimpin (kompasiana.com, 2017).  Kepemimpinan etis bukanlah gaya kepemimpinan yang perfokus terhadap sikap dan sifat serta tujuan pemimpin itu sendiri, melainkan kepemimpinan etis didapatkan atas dasar persepsi pengikut pemimpin terhadap perilaku etis yang disimpulkan dari perilaku pemimpin. Beberapa indikator yang dapat menilai suatu kepemimpinan etis, diantaranya (Yukl, dkk: dalam Pahrudin, dkk., 2018): 1) jujur; 2) adil; 3) integritas; 4) altruism; 5) kepedulian terhadap nilai-nilai. Hampir serupa dengan yang diunngkapkan oleh Aulia pada artikelnya yang berjudul “Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Prof Apollo (Daito) Mengenai Keputusan Etis Bidang Leadership”, yaitu kepemimpinan etis juga didasarkan atas prinsip-prinsip berikut (Kompasiana, 2017).

                “… menghormati, melayani, mengedepankan kebersamaan, keadilan, dan kejujuran. Karena prinsip-prinsip ini adalah inti dari kepemimpinan etis. Dan menurut saya pemimpin wajib melaksanakan prinsip-prinsip tersebut.”


    Jika etis diartikan dalam kamus bahasa inggirs, akan menghasilkan persamaan kata dengan susila, layak, pantas, dan beradab. Melalui pengertian tersebut sebenarnya dapat ditarik kesimpulan singkat, bahwa kepemimpinan etis adalah kepemimpinan yang baik dimana kepemimpinan yang memperhatikan susila, kelayakan kinerja, kepantasan dan beradabnya suatu keputusan yang diambil. Lebih tepatnya lagi kepemimpinan etis didasarkan pada integritas pemimpin. Seperti yang diungkapkan Morrison (dalam Ulum, 2019) bahwa kepemimpinan etis berfokus pada “integritas”.

   Budaya organisasi dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan seorang pemimpin. Budaya organisasi menjadi suatu nilai atau karakteristik dari organisasi itu sendri, yang tidak hanya pemimpin di dalamnya namun juga para pengikut ikut terkait. Mengembalikan pada permasalahan awal mengenai kebijakan yang diambil oleh sang pembuat kebijakan atau orang-orang yang berwenang mengatur dan mengurus suatu kebijakan, kepemimpinan etis masih dirasa cukup jauh dihadirkan dalam birokrasi Indonesia saat ini. Keputusan yang diambil belum menunjukan prinsip-prinsip kepemimpinan etis yang seharusnya tumbuh dan ada. Namun jika dikembalikan pada pengertian etis sendiri, keputusan yang diambil oleh pemimpin atau sang pembuat kebijakan tidak memiliki perlawanan dari para perwakilan rakyat yang menjabat, yang di Indonesia sendiri dilambang sebagai keputusan rakyat atas apapun kesepakatan yang disetujui oleh para perwakilan rakyat.(4/4/2022)

 

 

Referensi

 

Kompasiana.com. (2020). Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Prof Dr Apollo (Daito) Mengenai Keputusan Etis Bidang Leadership. URL: https://www.kompasiana.com/ummasafa19/5ec21c5a097f3613d72d0483/tugas-mata-kuliah-prof-dr-apollo-daito-mengenai-keputusan-etis-bidang-leadership-kegagalan-pemimpin-perusahaan?page=2&page_images=1. Diakses tanggal 3 April  2022.

Pahrudin, C., S. Marina., dan L. Agustina. (2018). Kepemimpinan Etis, Karakteristik Pekerjaan, dan Kepuasan Kerja Karyawan Maskapai Penerbangan. Jurnal Manajemen Transportasi & Logistik, 5(2): 117-128.

Ulum, M.C. (2019. Leadership, Cet. 2. Malang: UB Press.

Yusuf, A.M.K.A. 2018. Memahami Gaya Kepemimpinan Dibagian Laboraturium RSUD Al Ihsan. Prosiding. URL: http://stembi.ac.id/file/FM-2018-D13-Rd.%20Abdul%20Malik%20Karim-stembi.pdf. Diakses tanggal 3 April 2022.


Komentar

Postingan Populer