Review Buku Bacaan
RESENSI NOVEL NON-FIKSI
THE COMPASS OF NOW
Identitas Buku:
Judul : The Compass of Now: Bagaimana seseorang melunasi utang sebesar US$ 3 Juta, menjadi bebas secara finansial, sembuh dari luka batin, dan menginspirasi jutaan orang.
Penulis : Ddnard
Penerbit/Kota : PT Gramedia Pustaka Utama/Jakarta
Tahun Terbit : 2013, Terjemahan
Jumlah Halaman : 217 halaman
Genre : Self-Development
Ulasan Buku:
The Compasss of Now adalan buku terbitan gramedia yang aku beli karena covernya yang menarik perhatian, tertulis "Cara Sederhana dan Efektif untuk Meraih Kebebasan Finansial dan Emosional". buku ini telah terjual lebih dari 1,4 juta eksemplar dan aku beli disaat lagi diskon gramedia berkisar harga 20 ribu rupiah, itu pun karena buku ini telah cukup lama ya, terbitan tahun 2013 di Thailand dan diterjemahkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama tahun 2014. jika dilihat dari sinopsis belakangnya, buku ini bercerita tentang Ddnard yang terlilit utang setelah suaminya meninggal dunia. melalui buku ini Ddnard ingin membawa para pembaca untuk dapat melepaskan diri dari kegilaan dunia tentang banyaknya harga, relasi, dan lain sebagainya yang kita anggap adalah kebahagiaan namun ternyata dapat menjadi bomerang untuk kita sendiri dalam menjalani kehidupan yang lebih baik. kebahagiaan yang dipertaruhkan pada hal-hal diluar kemampuann kita dalam mengendalikan akan menjadi sulit untuk kita terjemahkan sebagai kebahagiaan sebenarnya.
Buku ini memberikan pemahaman dengan bahasa yang sederhana, menjadikan hal ini kelebihan untuk dapat dipetik setiap pesan di dalam buku bahkan oleh orang awam sekalipun, akan tetapi penjabarannya akan kehidupan begitu tenang seolah hidup akan slalu baik-baik saja dan hanya menyalahkan perasaan. Untuk menjadi sebuah buku self development harusnya suatu buku dapat memberikan pandangan-pandangan yang lebih jelas dan lebih luas, dimana keadaan menerima bahwa diri sedang tidak baik-baik saja juga sepatutnya diberikan pemahaman. kekurangan lainnya dari buku ini adalah penyelesaian yang dijabarkan tentang kebebasan finansial masih berkesan abstrak, dimana kebabasan diartikan pula sebagai kebebasan prespektif setiap pembaca serta cara meraihnya yang hanya bergantung kepada perasaan dari sang pembaca.
Ddnard menjelaskan tentang manusia yang mengejar kekuasaan, materi, ketenaran dan lainnya agar mencapai kepuasaan hidup, namun disayangkan orang-orang yang mengejar hal itu dan meletakkan kebahagiaannya pada hal tersebut sering kali tidak pernah merasa cukup puas akan semua pencapaiannya. Semakin kita dewasa, mainan kita dan harapan kita semakin besar, jika kita meletakkan kebahagiaan pada hal-hal itu kita tidak akan pernah merasa cukup puas dan tidak akan pernah mendapatkan kebebasan lahir batin.
The Compass of Now memberikan pandangan baru akan namanya prioritas kehidupan, Sering kali kita menyalahkan sistem pada sesuatu yang tidak sesuai ekspetasi kita terjadi, namun dalam buku ini diberikan pemahaman baru bahwa sistem tidak dapat kita ubah, dan tidak dapat kita salahkan, Sistem akan bergerak sebagaimana dia biasa bergerak pada lingkupnya, yang dapat kita ubah adalah prioritas kita, tujuan akhirnya. Prioritas yang salah akan menciptakan cara-cara yang tidak efektif dalam mencapai kepuasaan hidup.
Hal-hal yang menjadi patokan dalam buku ini adalah kehidupan. ada kutipan Ddnard yang sangat saya sukai,
"Hiduplah secara sederhana, agar orang lain juga bisa hidup"
Ddnard memberikan pandangan tentang biksu yang tidak memiliki apa-apa namun berjiwa tenang dan mendamaikan. Karena biksu tak pernah memusingkan hal-hal duniawi yang dapat hilang tanpa kita ketahui, yang dapat rusak dan memilukan hati. biksu fokus pada cara hidup, bagaimana hidup memanuasiakan manusia lainnya. bagaimana kita meletakkan kebahagiaan kita pada keluarga, kesehatan, pada efektivitas hidup kita yang kita tuangkan bersama keluarga bukan pada mengejar materi yang tak kunjung ada akhirnya.
Temukan diri kita sendri, lakukan apa yang membuatmu bahagia, lepaskan jika itu menoreh luka pada hati. The Compass of Now adalah buku yang memberikan pandangan baru akan hidup kita yang perlu kita arahkan hanya pada hal-hal yang membahagiakan, meski hal menyedihkan juga ikut mewarnai namun kita sendiri lah yang memutuskan untuk memfokuskan energi kita yang terbatas ini.
kebahagiaan sejati tidak harus melulu tentang pasangan, saat kita meletakkan kebahagiaan kita pada pasangan kita, maka saat itulah kita siap untuk dihancurkan oleh ekspetasi. letakkanlah kebahagiaanmu pada dirimu yang dapat kamu kendalikan, misalnya memberikan manfaat pada sesama dan ikhlas menerima setiap hal yang terjadi dalam hidup.


Komentar
Posting Komentar
kritik dan saran yang membangun dari para readers akan sangat saya hargai untuk membuat cerita maupun blog ini menjadi lebih baik lagi.